PENDAHULUAN
I.
Latar
Belakang Masalah
Pengetahuan tentang misi penting dalam hal
mendirikan suatu lembaga atau organisasi. Suatu lembaga ataupun organisasi
pasti memiliki misi seendiri yang berbeda dengan lembaga lain. Bisa dikatakan
misi adalah tujuan hidup atau tujuan untuk apa lembaga atau organisasi itu
berdiri. Misi juga dapat mencerminkan seperti apa kegunaan dari suatu lembaga
karena misi merupakan ciri khas dari suatu lembaga. Dalam setiap misi yang
diungkapkan pasti mengandung nilai – nilai yang baik bagi anggota lembaga
tersebut. Namun banyak orang yang tidak memahami keberadaan dan makna misi
dalam suatu lembaga. Bahkan sebagian memiliki perspektif bahwa misi adalah
hanya sebagai slogan saja bagi suatu lembaga. Untuk itu penulis menyusun
makalah ini guna memberikan gambaran dan penjelasan mengenai bagaimana
sebenarnya misi itu.
Penulis berharap semoga makalah ini berguna bagi
pembaca dalam menambah wawasan atau pemahaman mengenai apa itu misi sebenarnya.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.
II.
Rumusan
Masalah
a. Apa
pengetian misi?
b. Bagaimana
hakikat dari misi?
c. Seperti
apa karakteristik dari misi?
d. Bagaimana
proses dalam perumusan misi?
PEMBAHASAN
1.
Pengertian
Misi
Didalam kesehariannya kata MISI sering disatukan dengan kata
VISI dan hal ini seolah olah telah menjadi suatu acuan umum bagi setiap
kegiatan yang akan dilaksanakan dan sepertinya dua kata ini sudah saling
dijodohkan satu sama lain, sehingga apabila hanya terdapat satu kata saja akan
terasa tidak pas.
Misi mempunyai arti yang
sangat berlainan dengan kata VISI karena didalam kata misi terkandung suatu
pesan kemanusiaan yang tinggi dan juga terkandung suatu aktivitas yang mengarah
kepada suatu tujuan dari aktivitas tersebut dalam kaitan dengan kemanusiaan.[1]
Istilah misi
secara etimologi berasal dari bahasa Latin mitto yang merupakan
terjemahan dari kata Yunani, artinya “mengutus”. Secara umum kata misi bisa
merujuk pada pengutusan seseorang dengan tujuan khusus, misalnya misi kesenian,
misi budaya, dan lain-lain.[2]
Sedangkan
secara terminologis banyak pendapat tentang pengertian misi tersebut. Pengertian
misi tersebut antara lain;
a. Misi
adalah tugas yang dirasakan orang sebagai kewajiban untuk melakukanya (Kamus
Besar Bahasa Indonesia).
b. Menurut
Dr. Sapta Nirwana, misi adalah langkah/kegiatan yang harus dilaksanakan guna
merealisasikan atau mewujudkan visi.
c. Menurut
Edwin A. Locke, dalam Esensi kepemimpinan, misi adalah tindakan strategis untuk
meraih visi organisasi.
d. Dalam
Pedoman Penyususnan Pelaporan AKIP LAN dijelaskan bahwa misi adalah sesuatu yag
harus diemban atau dilaksanakan instansi pemerintah sebagai penjabaran visi
yang telah ditetapkan.
e. Misi
adalah sesuatu yang harus dilaksanakan atau diemban sesuai dengan visi yang
ditetapkan agar tercapai tujuan organisasi dengan baik. (KMA 489/2000: Petunjuk
LAKIP).[3]
f. perutusan
yg dikirimkan oleh suatu negara ke negara lain untuk melakukan tugas khusus dl
bidang diplomatik, politik, perdagangan, kesenian, dsb.[4]
Misi adalah pernyataan mengenai hal-hal yang harus
dicapai organisasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan di masa datang.[5]
Pernyataan misi mencerminkan tentang penjelasan produk atau pelayanan yang
ditawarkan. Pernyataan misi harus:
a. Menunjukkan
secara jelas mengenai apa yang hendak dicapai oleh organisasi dan bidang
kegiatan utama dari organisasi yang bersangkutan.
b. Secara
eksplisit mengandung apa yang harus dilakukan untuk mencapainya.
c. Mengundang
partisipasi masyarakat luas terhadap perkembangan bidang itama yang digeluti
organisasi.[6]
2.
Hakikat
Misi
Misi merupakan tindakan atau upaya untuk mewujudkan
visi. Jadi misi merupakan penjabaran visi dalam bentuk rumusan tugas,
kewajiban, dan rancangan tindakan yang dijadikan arahan untuk mewujudkan visi.
Dengan kata lain, misi adalah bentuk layanan untuk memenuhi tuntutan yang
dituangkan dalam visi dengan berbagai indikatornya. Jadi hakikat misi itu
sendiri ada 2, yakni;
a. Semakna
dengan usaha, kegiatan, dan tindakan yang strategis.
b. Merupakan
tugas satuan atau bagian organisasi yang mendukung tugas organisasi.[7]
3.
Karakteristik
Misi
Misi
memiliki beberapa karakteristik yakni;
a. Menggambarkan
upaya mewujudkan visi.
b. Menunjukkan
arah dan tujuan organisasi.
c. Menunjukkan
output organisas, baik pelayanan, jasa maupun produk.
d. Menunjukkan
sifat tugas; koordinasi, pengaturan, pembinaan atau pengawasan.[8]
Menurut Bob Will dan Robert S. Slum, dalam “The
Vision Leader”, misi seyogyanya menggunahkan kalimat yang jelas, ringkas,
singkat, mengesankan, mudah dipahami, dorongan memaksa diri, dan menonjolkan
pelayanan.[9]
Misi biasanya diekspresikan dalam sebuah slogan atau
statement, namun West Rurnham mengatakan bahwa mungkin terdapat perbedaan
pendapat tentang apa yang harus ada dalam statement misi, sehingga ia cukup
akomodif terhadap beberapa tujuan organisasi. Hal tersebut bias mencakup;
·
Ia mencirikan sekolah sesuai dengan
komunitasnya.
·
Ia memberikan arahan dan tujuan
·
Ia mempunyai standart pengambilan
kebijakan.
·
Ia menyususn dan mengarahkan kultur
sekolah.
·
Ia menghasilkan konsistensi aksi
·
Ia mengidentifikasi kliennya.
·
Ia memotivasi dan menantang.[10]
4.
Perumusan
Misi
Misi merupakan tindakan atau upaya untuk mewujudkan
visi. Jadi misi merupakan penjabaran visi dalam bentuk rumusan tugas,
kewajiban, dan rancangan tindakan yang dijadikan arahan untuk mewujudkan visi.
Dengan kata lain, misi adalah bentuk layanan untuk memenuhi tuntutan yang
dituangkan dalam visi dengan berbagai indikatornya.
Sebuah misi rumusanya selalu dalam bentuk kalimat
yang menunjukkan “tindaka”, dan bukan kalimat yang menunjukkan “keadaan”
sebagaimana pada rumusan visi. Misi hendaknya dirumuskan dalam pernyataan yang
operasional untuk dapat diselesaikan. Jika dalam perumusan misi tanpa
mendasarkan pada visi, maka ia tidak akan memiliki otoritas moral unntuk
mendorong kegiatan, terutama apabila misi tersebut sangat sulit atau memiliki
resiko tinggi.[11]
Ada
beberapa kriteria dalam pembuatan misi, antara lain:
a. Penjelasan
tentang produk atau pelayanan yang ditawarkan yang sangat diperlukan oleh
masyarakat.
b. Harus
jelas memiliki sasaran publik yang akan dilayani.
c. Kualitas
produk dan pelayanan yang ditawarkan memiliki daya saing yang meyakinkan
masyarakat.
d. Penjelasan
aspirasi bisinis yang diinginkan pada masa mendatang juga bermanfaat dan
keuntungannya bagi masyarakat dengan produk dan pelayanan yang tersedia.[12]
Beberapa
hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan misi sekolah antara lain:
a. Pernyataan
misi sekolah harus menunjukkan secara jelas mengenai apa yang hendak dicapai
oleh sekolah.
b. Rumusan
misi sekolah selalu dalam bentuk kalimat yang menunjukkan “tindakan” dan bukan
kalimat yang menunjukkan “keadaan” sebagaimana pada rumusan visi.
c. Satu
indikator visi dapat dirumuskan lebih dari satu rumusan misi. Antara indikator
visi dengan rumusan misi harus ada keterkaitan atau terdapat benang merahnya
secara jelas.
d. Misi
sekolah menggambarkan tentang produk atau pelayanan yang akan diberikan pada
masyarakat (siswa)
e. Kualitas
produk atau layanan yang ditawarkan harus memiliki daya saing yang tinggi,
namun disesuaikan dengan kondisi sekolah.[13]
Selain itu, terdapat pendapat lain tentang bagaimana
perumusan misi tersebut. Dibawah ini adalah perumusan misi menurut Ismail dalam
bukunya yang berjudul visi dan misi;
a. Meyakini
kebenara dan ketetapan visi
b. Mengkaji
dan menganalisis kelengkapan tugas organisasi.
c. Melibatkan
satuan kerja atau bagian organisasi.
d. Menerjemahkan
visi organisasi pada kurun waktu tertentu.
e. Merumuskan
dengan pernyataan spesifik dan tegas.
f. Menyatakan
secara tertulis.
g. Memuat
hal-hal yang bersifat pokok – pokok.
h. Setiap
level organisasi dalam suatu organisasi harus memiliki misi yang berbeda.
i.
Misi organisasi atau sekolah harus
mengacu pada lembaga yang di atasnya atau penyelenggara.
j.
Diawali dengan kata kerja aktif.[14]
Sebagai contoh dalam perumusan misi; misalnya sebuah
sekolah mempunyai visi “Inggul Dalam Prestasi Berdasarkan Iman dan Taqwa”, maka
rumusan misinya sebagai berikut:
a. Melaksanakan
pembelajaran dan bimbingan secara efektif, sehingga setiap siswa dapat
berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki.
b. Menumbuhkan
semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh warga sekolah.
c. Menumbuhkan
penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut dan juga budaya bangsa, sehingga
menjadi sumber kearifan dalam bertindak.[15]
Dari contoh diatas tersebut, tampak bahwa misi
selalu dalam bentuk kalimat yang menunjukkan “tindakan” dan bukan kalimat yang
menunjukkan “keadaan” sebagaimana pada rumusan visi.
KESIMPULAN
1. Istilah
misi secara etimologi berasal dari bahasa Latin mitto yang merupakan
terjemahan dari kata Yunani, artinya “mengutus”. Secara umum kata misi bisa
merujuk pada pengutusan seseorang dengan tujuan khusus, misalnya misi kesenian,
misi budaya, dan lain-lain. Secara terminologis pengertian misi antara lain;
a. Misi
adalah tugas yang dirasakan orang sebagai kewajiban untuk melakukanya (Kamus
Besar Bahasa Indonesia).
b. Menurut
Dr. Sapta Nirwana, misi adalah langkah/kegiatan yang harus dilaksanakan guna
merealisasikan atau mewujudkan visi.
c. Menurut
Edwin A. Locke, dalam Esensi kepemimpinan, misi adalah tindakan strategis untuk
meraih visi organisasi.
d. Dalam
Pedoman Penyususnan Pelaporan AKIP LAN dijelaskan bahwa misi adalah sesuatu yag
harus diemban atau dilaksanakan instansi pemerintah sebagai penjabaran visi
yang telah ditetapkan.
e. Misi
adalah sesuatu yang harus dilaksanakan atau diemban sesuai dengan visi yang
ditetapkan agar tercapai tujuan organisasi dengan baik. (KMA 489/2000: Petunjuk
LAKIP).
f. perutusan
yg dikirimkan oleh suatu negara ke negara lain untuk melakukan tugas khusus dl
bidang diplomatik, politik, perdagangan, kesenian, dsb.
2.
Hakikat misi ada 2, yakni;
a. Semakna
dengan usaha, kegiatan, dan tindakan yang strategis.
b. Merupakan
tugas satuan atau bagian organisasi yang mendukung tugas organisasi.
3. Misi
memiliki beberapa karakteristi, yakni;
a. Menggambarkan
upaya mewujudkan visi.
b. Menunjukkan
arah dan tujuan organisasi.
c. Menunjukkan
output organisas, baik pelayanan, jasa maupun produk.
d. Menunjukkan
sifat tugas; koordinasi, pengaturan, pembinaan atau pengawasan.
4. Proses
perumusan misi yakni;
a. Meyakini
kebenara dan ketetapan visi
b. Mengkaji
dan menganalisis kelengkapan tugas organisasi.
c. Melibatkan
satuan kerja atau bagian organisasi.
d. Menerjemahkan
visi organisasi pada kurun waktu tertentu.
e. Merumuskan
dengan pernyataan spesifik dan tegas.
f. Menyatakan
secara tertulis.
g. Memuat
hal-hal yang bersifat pokok – pokok.
h. Setiap
level organisasi dalam suatu organisasi harus memiliki misi yang berbeda.
i.
Misi organisasi atau sekolah harus
mengacu pada lembaga yang di atasnya atau penyelenggara.
j.
Diawali dengan kata kerja aktif.
DAFTAR
PUSTAKA
Akdon.
2006. Strategic Managemen for Educational
Management. Bandung: Alfabeta.
http://mirabiela.wordpress.com/2008/10/17/visi-dan-misi/
Mulyono.
2008. Manajemen Administrasi & Organisasi
Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Tony
Bush, dkk. 2006. Manajemen Strategis
Kepemimpinan Pendidikan. Yogyakarta: IRCiSoD.
Yakub Tri Handoko. 2005. Pengantar
Misi..(ebook).
[1]
http://mirabiela.wordpress.com/2008/10/17/visi-dan-misi/
[2] Yakub Tri Handoko. Pengantar Misi. (ebook: 2005).1.
[3] Mulyono. Manajemen Administrasi & Organisasi Pendidikan, (Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media, 2008), 133.
[5] Akdon. Strategic Managemen for Educational Management. (Bandung: Alfabeta,
2006), 97.
[6] Ibid, 98.
[7] Mulyono. Manajemen Administrasi &
Organisasi Pendidikan, 134.
[8] Ibid. 134.
[9] Ibid. 134.
[10] Tony Bush, dkk. Manajemen Strategis Kepemimpinan Pendidikan.
(Yogyakarta: IRCiSoD, 2006). 42.
[11] Mulyono. Manajemen Administrasi & Organisasi Pendidikan, 135.
[12] Akdon. Strategic Managemen for Educational Management, 99.
[13]
http://heruizzuddin.blogspot.com/2010/04/merumuskan-visi-misi-tujuan-dan-program.html.
[14]
Mulyono. Manajemen Administrasi &
Organisasi Pendidikan, 135.
[15] Ibid,
135.
No comments:
Post a Comment